Kamis, 03 Oktober 2013

Manajemen Aset Pembangkitan PLN KITSBU

Jumat, 27 September 2013
TF – 4001 Kapita Selekta
Alumni Teknik Fisika 1999
Bapak Yusvi Adi Mustafa
Manajemen Aset Pembangkitan

Tulisan ini mengenai resume kuliah kapsel mengenai implementasi manajemen aset pembangkitan pada PLN KITSBU yang pada Jumat lalu tidak dapat saya hadiri, namun saya merangkumnya dari informasi yang saya dapat dari teman-teman.
PLN merupakan perusahaan listrik negara yaitu satu-satunya perusahaan yang menjual listrik langsung kepada konsumen. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau membutuhkan pasokan listrik yang besar dan menyebar. Kini masih banyak pelosok tanah air yang belum dapat merasakan manfaat listrik bagi kehidupan mereka.
Manajemen aset merupakan hal yang penting dalam pengembangan PLN. Aset bukan hanya mengenai barang, namun aset berupa sumber daya manusia. Selain maintenance aset diperlukan pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia yang bekerja di PLN.
PLN bergerak pada 5 bidang bisnis yaitu:
1.      P3B (Pengaturan dan Penyaluran beban)
2.      Wilayah Distribusi
3.      Pembangkitan
4.      Supporting
5.      Subsidiary
Pada bagian P3B digunakan tegangan tinggi yaitu 150kV. Pada penyaluran, listrik yang berasal dari PLN yang diterima oleh konsumen hanya 88.7%, sedangkan 8% lost dari disipasi daya, dan sisanya merupakan lost nonteknis (ilegal). Pada wilayah distribusi, PLN mengatur distribusi listrik dimana penggunaan tegangan turun menjadi 20kV.
Bagian pembangkitan merupakan hal yang paling menarik bagi saya. Pembangkitan listrik bersumber dari berbagai energi, dan kegiatan pembangkitan pun tidak selalu secara langsung dilakukan oleh pihak PLN, pihak swasta pun boleh membangkitkan listrik lalu listriknya kemudian dijual ke PLN. Dalam menerima penjualan listrik ini, PLN memiliki standar-standar yang harus dipenuhi, maka digunakanlah besaran-besaran seperti EAF (Energy Availability Factor), EFOR (tingkat gangguan) dan STOF(gangguan tak terduga).
Pada bagian supporting PLN terdapat PUSDIKLAT dan LITBANG dimana kedua lembaga ini menopang pelatihan, penelitian dan keperluan pendukung PLN dalam menjalankan bisnisnya. Sedangkan pada bagian subsidiary yaitu anak perusahaan PLN seperti Indonesia Power yaitu merupakan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang sejenis yang berinduk pada PLN.
Kelima bisnis PLN tersebut telah mencakup seluruh proses sejak dari pembangkitan listrik hingga penjualan listrik. Dalam pembangkitan, PLN memprioritaskan sumber-sumber pembangkitan murah dan ramah lingkungan. Di kesehariannya pembangkit tenaga air dan tenaga geotermal menjadi prioritas, lalu disusul oleh penggunaan gas, batu bara, dan minyak bumi jika kebutuhan konsumen belum terpenuhi oleh pembangkit tenaga energi terbarukan.

PLN kerap kali menghadapi masalah, kurangnya unit pembangkit bersamaan tingginya permintaan konsumen sehingga terjadi krisis akibat ketidakseimbangan demand dengan supply. Krisis ini menyebabkan diberlakukannya pemadaman bergilir. Hal ini tentunya perlu diatasi, oleh karena itu manajemen aset menjadi sangat penting. Dengan maintenance alat yang baik dan pengelolaan sumber daya manusia yang terus ditingkatkan niscaya pelayanan PLN akan terus membaik dan memenuhi permintaan masyarakat.

oleh:
Ivan Stefanus
Teknik Fisika ITB 2011
13311076

Tidak ada komentar:

Posting Komentar