Jumat,
27 September 2013
TF
– 4001 Kapita Selekta
Alumni
Teknik Fisika 1999
Bapak
Yusvi Adi Mustafa
Manajemen
Aset Pembangkitan
Tulisan ini
mengenai resume kuliah kapsel mengenai implementasi manajemen aset pembangkitan
pada PLN KITSBU yang pada Jumat lalu tidak dapat saya hadiri, namun saya
merangkumnya dari informasi yang saya dapat dari teman-teman.
PLN merupakan
perusahaan listrik negara yaitu satu-satunya perusahaan yang menjual listrik
langsung kepada konsumen. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari
17 ribu lebih pulau membutuhkan pasokan listrik yang besar dan menyebar. Kini
masih banyak pelosok tanah air yang belum dapat merasakan manfaat listrik bagi
kehidupan mereka.
Manajemen aset merupakan hal yang
penting dalam pengembangan PLN. Aset bukan hanya mengenai barang, namun aset
berupa sumber daya manusia. Selain maintenance
aset diperlukan pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia yang bekerja di
PLN.
PLN
bergerak pada 5 bidang bisnis yaitu:
1.
P3B
(Pengaturan dan Penyaluran beban)
2.
Wilayah
Distribusi
3.
Pembangkitan
4.
Supporting
5.
Subsidiary
Pada bagian P3B
digunakan tegangan tinggi yaitu 150kV. Pada penyaluran, listrik yang berasal
dari PLN yang diterima oleh konsumen hanya 88.7%, sedangkan 8% lost dari disipasi daya, dan sisanya
merupakan lost nonteknis (ilegal). Pada
wilayah distribusi, PLN mengatur distribusi listrik dimana penggunaan tegangan
turun menjadi 20kV.
Bagian
pembangkitan merupakan hal yang paling menarik bagi saya. Pembangkitan listrik
bersumber dari berbagai energi, dan kegiatan pembangkitan pun tidak selalu
secara langsung dilakukan oleh pihak PLN, pihak swasta pun boleh membangkitkan
listrik lalu listriknya kemudian dijual ke PLN. Dalam menerima penjualan
listrik ini, PLN memiliki standar-standar yang harus dipenuhi, maka
digunakanlah besaran-besaran seperti EAF (Energy Availability Factor), EFOR
(tingkat gangguan) dan STOF(gangguan tak terduga).
Pada bagian
supporting PLN terdapat PUSDIKLAT dan LITBANG dimana kedua lembaga ini menopang
pelatihan, penelitian dan keperluan pendukung PLN dalam menjalankan bisnisnya.
Sedangkan pada bagian subsidiary yaitu anak perusahaan PLN seperti Indonesia
Power yaitu merupakan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang sejenis
yang berinduk pada PLN.
Kelima bisnis
PLN tersebut telah mencakup seluruh proses sejak dari pembangkitan listrik
hingga penjualan listrik. Dalam pembangkitan, PLN memprioritaskan sumber-sumber
pembangkitan murah dan ramah lingkungan. Di kesehariannya pembangkit tenaga air
dan tenaga geotermal menjadi prioritas, lalu disusul oleh penggunaan gas, batu
bara, dan minyak bumi jika kebutuhan konsumen belum terpenuhi oleh pembangkit
tenaga energi terbarukan.
PLN kerap kali
menghadapi masalah, kurangnya unit pembangkit bersamaan tingginya permintaan
konsumen sehingga terjadi krisis akibat ketidakseimbangan demand dengan supply. Krisis
ini menyebabkan diberlakukannya pemadaman bergilir. Hal ini tentunya perlu
diatasi, oleh karena itu manajemen aset menjadi sangat penting. Dengan maintenance alat yang baik dan pengelolaan
sumber daya manusia yang terus ditingkatkan niscaya pelayanan PLN akan terus
membaik dan memenuhi permintaan masyarakat.
oleh:
Ivan Stefanus
Teknik Fisika ITB 2011
13311076
Tidak ada komentar:
Posting Komentar