Jumat, 25 Oktober 2013
TF – 4001 Kapita Selekta
Alumni Teknik Fisika 2005
Ka Fikri Muhammad Hernawan
Instrument Engineer – Onshore
ConocoPhillips Indonesia
Kali ini,
kelas kapita selekta dibawakan oleh ka Fikri dengan judul “Do You Really Want
to be an Instrument Engineer?”
Seorang
instrument engineer memiliki pekerjaan sebagai berikut:
- Mengurusi
Instrumentasi
- Mengurusi DCS,
PLC
Di Conocco,
pekerjaan seorang instrument engineer dibagi dalam 4 bagian, yaitu project, trouble shooting, day to day operation, dan study.
1. Project
Terdiri
dari design, installation, dan commissioning
Di Conocco,
proyek dibagi menjadi 3, yaitu:
Proyek kecil,
yaitu proyek dengan budget kurang
dari US$ 500.000
Proyek sedang,
yaitu proyek dengan budget antara US$
500.000 – US$5.000.000
Proyek besar,
yaitu proyek dengan budget lebih dari
US$ 5.000.000
Jika menangani
proyek, tentu uang yang didapat akan besar, namun tantangannya pun besar,
karena harus memperhitungkan banyak hal dan membuat desain/rancangan yang
terbaik untuk fungsi yang diinginkan.
2. Trouble
Shooting (Analyzing & Solving Problems)
Trouble shooting merupakan
menyelesaikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan dengan meninjaunya
langsung ke lapangan. Pekerjaan di lapangan akan sangat berbeda dengan di
kantor. Jika terjun dalam trouble
shooting akan banyak belajar alat riil, disini tantangannya cukup besar dan
pengalaman yang didapat akan banyak karena langsung mengamati alat riil.
3. Day
to Day Operation (Sizing, Reviewing, Suggesting)
Pekerjaan
operasional keseharian tentu saja ada, dalam produksi dilakukan operasional
harian. Sebagai instrument engineer jika
bekerja di bagian ini ga enaknya harus 24 hours on call. Namun enaknya bagian
operation, gak cepat bosan karena bisa jalan2 ke lapangan, gak hanya diam di
kantor Jakarta saja.
4. Study(Assesment,
Calculation, Optios)
Pada bagian
ini tugasnya ialah melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimasikan
sistem dan kinerja peralatan yang sudah ada.
Ini merupakan
contoh-contoh peralatan instrumentasi
- Pressure
Instrument (transmitter, switch & gauge)
- Temperature
Instrument (transmitter, switch & gauge)
- Level
Instrument (transmitter, switch & gauge)
- Control
valve (linear, equal percentage & quick opening)
- Actuated
Valve (ESDV, BDV, SOV, HIPPS high integrity pressure protection system)
- Well head
control panel
- Boiler, BMS
Control, WHB and etc.
- Relief valve
Pada Wellsite Area dimana minyak mentah mulai
diambil dari sumur bertekanan tinggi, ada sistem instrumentasi dengan urutan:
PI(Pressure
Indicator, u/monitoring) - Well (pressurenya sangat besar) –master valve –wingvalve – choke valve (mencekik) – PIC (Pressure
Control) –PSH/L – WHCP – KO POT
Fungsi
masing-masing bagian spesifik dan tujuannya untuk keamanan. Untuk sistem
monitoring digunakan SCADA untuk monitoring dan control jarak jauh, sehingga
tidak perlu datang ke wellsite area. Ruang kontrol dapat berada bahkan hingga 5
km dari wellsite area.
Pada Inlet Separator
Area dilakukan pemisahan antara gas, minyak dan air. Di bagian ini perlu level
instrument, karena separator akan memisahkan gas, oil, dan water. Digunakan valve
untuk mengatur ketinggian separator dan sistem protection (safety system).
Berikut, ka
Fikri menceritakan experiences yang
ia dapat selama bekerja di ConocoPhillips:
-Commissioning
Suban Bypass (add 40 MMSCFD)
-Suban
Compressor Upgrade
- Letang and
Suban SCADA
-Sumpal 6
HIPPS
- Grissik H2S
Analyzer
-Suban and
Grissik CO2 Analyzer
-Suban HCDP
Analyzer
-Rawa and
Suban Fuel Gas Conditioning
-Grissik Waste
Heat Boiler Modification
-Grissik Amine
Heater